Warga Palestina Bawa Kabur Mobil Imigrasi, yang Sering Teriak #SavePalestina pada Bungkam

 


Penulis gak habis pikir dengan kelompok-kelompok yang terlalu membanggakan bangsa lain di atas bangsa sendiri. Bahkan mereka tampil seolah-olah pahlawan bagi bangsa lain tersebut.


Salah satu negara yang dibela habis-habisan oleh banyak warga plus 62 adalah Palestina.


Yang kita tahu sendiri negara ini dari dulu sampai sekarang selalu berkonflik dengan Israel. Gak selesai-selesai. Sehingga donasi pun terus mengalir.



 

Lantas, kenapa begitu banyak masyarakat Indonesia yang membela Palestina dan ikut-ikutan membenci Israel?


Karena memandang konflik Palestina – Israel konflik agama. Itu saja.


Padahal sangat jelas pandangan tersebut tidak berdasar. Karena baik penduduk Palestina maupun Israel heterogen dalam hal agama.


Dan menyimpulkan bahwa konflik Palestina - Israel adalah konflik agama juga semakin menghambat terjadinya perdamaian kedua negara itu. Lantaran memunculkan sikap pro kontra yang dilandasi oleh emosi keagamaan.


Coba kita lihat dulu data betapa beranekaragamnya suku dan agama kedua negara yang terletak di Timur Tengah tersebut.


Seperti yang dilansir oleh kompas.com diketahui penduduk Israel memang sebagian besarnya adalah Yahudi yakni 74,9 persen. Tapi jangan salah-salah, penduduk terbesar keduanya adalah orang Arab.


Dari 6,8 juta penduduk di sana, 1,9 jutanya adalah orang Arab.


Begitupun soal agama. Meskipun mayoritas adalah penganut Yudaisme 78 persen. Tapi Muslim di sana menempati posisi kedua yakni 18 persen. Atau 1,6 juta penduduk Israel beragama Islam.


Sementara di Palestina, meskipun penduduknya mayoritas umat Islam tapi hanya 85 persen saja. Sisanya adalah Non Muslim seperti umat Kristiani dan Druze.


Politik di kedua negara itu juga sangat dinamis alias tidak kaku. Muslim yang jadi politisi Israel, ada. Bahkan menduduki jabatan yang penting. Seperti Rhaleb Majadele yang pernah menjabat sebagai Menteri Ilmu Pengetahuan, Budaya dan Olahraga.


Kalau di Indonesia, Mendikbud.


Pemeluk agama Islam di Israel juga ada yang menjadi ketua partai yakni Ahmed Tibi. Ketua Partai Ta'al. Tidak hanya itu, Ahmed Tibi juga duduk di parlemen Israel sejak 1999.


Dan jangan salah-salah, ada lho tentara Israel itu yang beragama Islam.


Karena tugasnya menegakkan kedaulatan negara, mereka tentu turut mendukung kemerdekaan Israel serta terlibat dalam operasi militer kontra Palestina.



 

Lantas, bagaimana dengan di Palestina?


Mayoritas orang Kristen di Palestina atau 70 persennya menanggap Palestina sebagai home sweet home. Mereka merasa sudah nyaman tinggal di negara itu dan menganggap diri mereka adalah bagian dari Palestina. Sehingga gak mau pindah ke negara lain.


Umat Nasrani di sana juga sangat mendukung kemerdekaan Palestina dan menolak agresi militer yang dilancarkan oleh Israel.


Di Palestina juga ada dua kelompok yang saling berseberangan yakni PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) dan Hamas. PLO khsusunya fraksi Fatah lebih memilih jalur diplomasi untuk memperoleh kemerdekaan. Sementara Hamas memilih jalan kekerasan.


Kedua kelompok ini juga terlibat saling berebut simpati rakyat Palestina.


Hanya saja Hamas dikenal memiliki kemampuan propaganda yang lebih baik dalam menarik simpati masyarakat Muslim dunia dengan memainkan narasi agama sebagai dasar perjuangan mereka. Seperti memakai simbol-simbol Islam serta membuat media sendiri TV Al-Aqsa.


Di TV inilah propaganda-propaganda Hamas yang dibungkus perjuangan Islam itu disiarkan.


Dan hasilnya pun cukup manis. Mereka banyak mendapat sumbangan dana atau donasi dari luar negeri.


Bisa jadi kita yang sudah berdonasi untuk rakyat Palestina duitnya mengalir ke rekening Hamas ini.


Yang jadi pertanyaan di sini, siapa saja kelompok di tanah air yang doyan teriak-teriak Save Palestina tersebut?


Ada FPI. Yang dulu pernah menggalang dana untuk Palestina dan menyerukan boikot produk Amerika-Israel.


Bahkan pada 2018 silam, Wakil Ketua FPI Jafar Siddiq sesumbar jika pemerintah tidak mau tegas membela Palestina, biar mereka saja yang melawan Israel.


Begitupun dengan mualaf rasa HTI Felix Siauw, turut memanaskan konflik Palestina – Israel dengan sentimen agama.


Sementara PKS, juga pernah ikut-ikutan demo bela Palestina di Kedubes Amerika pada Mei 2021 lalu.


Tapi kalau partai mah gak bisa terlalu dipercaya. Bisa saja mereka memainkan isu kemerdekaan Palestina itu untuk mendapatkan simpati atau dukungan dari masyarakat Indonesia pada Pemilu 2024 nanti.


-o0o-


Sebenarnya turut bersuara atas kemerdekaan bangsa lain yang masih dijajah tidak mengapa, bahkan baik. Karena itu sejalan dengan tujuan negara kita yakni ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.


Namun bawa-bawa sentimen agama (Palestina mewakili Islam dan Israel mewakili Wahyudi) itu yang tidak bagus.


Dan terbukti sekarang. Ketika ada warga Palestina berusaha kabur dari Rumah Detensi Imigrasi Surabaya dan mencuri mobil dinas milik KemenkumHAM, semua yang doyan teriak-teriak #SavePalestina tadi pada bungkam.


Karena yang namanya manusia, mau dia warga negara apapun dan pemeluk agama apapun tetap saja ada sisi baik dan sisi buruknya